Minggu, 22 Mei 2011

FILOSOFI SISTEM BUDIDAYA RAMAH LINGKUNGAN

Filosofi budidaya perairan adalah usaha membudidayakan/melestarikan organisme yang liar hidup di alam perairan menjadi organisme yang dapat dibudidayakan/kultur. Dalam budidaya perairan, yang dipelihara pada prinsipnya adalah lingkungannya dalam hal ini airnya. Jadi apapun organismenya jika air sebagai media hidupnya tidak sesuai, maka usaha budidaya dapat dipastikan gagal.
System budidaya yang ramah lingkungan pada umumnya yaitu budidaya secara intensif. Dalam hal ini, contohnya yaitu udang. Budidaya udang secara intensif  berkembang sangat pesat. Pembukaan tambak baru dengan hamparan yang cukup luas, seringkali kurang memperhatikan keberadaan jalur hijau, akibatnya populasi pohon bakau sangat menurun, bahkan di beberapa tempat dibabat habis.  Pada sisi lain para pengusaha seakan berusaha memacu produksi dengan meningkatkan padat tebar udang.  Dengan padat tebar yang tinggi, diikuti dengan pemberian pakan yang  lebih banyak per satuan luas tambak akan menambah berat beban lingkungan.  Hal ini diperburuk dengan sistem pembuangan air sisa pemeliharaan yang kurang baik, akibatnya dari waktu ke waktu terjadi akumulasi bahan organik sisa pakan dan kotoran udang dalam tambak dan lingkungan estuaria.
Ekosistem tambak merupakan lingkungan alami yang tidak mungkin dapat menyediakan lingkungan hidup yang optimal bagi udang yang dibudidayakan.  Untuk itu, pengelolaan lingkungan sangat diperlukan untuk menyediakan tempat hidup yang layak dan nyaman agar udang dapat menyelenggarakan proses-proses kehidupannya dengan baik.  Jika lingkungan sudah terkondisi dengan baik, maka faktor pakan selanjutnya akan menentukan pertumbuhan.  Ketersediaan pakan yang baik sangat diperlukan bagi pertumbuhan, yaitu penambahan bobot, panjang atau volume udang akibat adanya energi yang disisakan dari energi pakan setelah dikurangi dengan energi metabolisme total serta energi yang dikeluarkan berupa feses dan urin.  Produksi akan optimal bila kendala oleh penyakit dan hama dapat diatasi dengan baik. 
Ketiga faktor penentu produksi berinteraksi sesamanya.  Sebagai contoh, penerapan teknologi budidaya udang secara intensif memerlukan pemberian pakan yang intensif pula.   Hal ini berkonsekuensi terhadap penumpukan sisa pakan dan ekskresi udang, serta senyawa lainnya di dasar tambak yang dapat menjadi penyebab utama penurunan kualitas lingkungan yang selanjutnya akan menurunkan produktivitas tambak.  Penurunan kualitas lingkungan dapat diakibatkan oleh ketidak-efisienan pakan dan pemberian pakan, ekskresi udang, serta sisa pengobatan. Agar terjadi efisiensi pakan yang tinggi, maka pakan udang yang diberikan harus berpeluang tinggi untuk dimakan.  Kondisi ini tercapai apabila kondisi lingkungan optimal bagi udang.  Karena keeratan hubungan tersebut, maka perlu diusahakan cara budidaya udang dengan memperhatikan kondisi fisiologis udang, lingkungan tempat hidupnya, serta pakan yang tidak mencemari lingkungan. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya, khususnya dalam  pembudidayaan  yang ramah lingkungan,dapat dilakukan dalam beberapa factor, diantaranya:
MANAJEMEN LINGKUNGAN
-       Sistem resirkulasi tertutup yang bertujuan agar metabolit dan bahan toksik tidak mencemari lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem filter sebagai berikut:
a.    Sistem filter biologi dapat dilakukan dengan menggunakan bakteri nitrifikasi, alga, atau tanaman air untuk memanfaatkan amonia atau senyawa organik lainnya.
b.    Sistem penyaringan non-biologi, dapat dilakukan dengan cara fisika dan kimia     terhadap polutan yang sama.
-       Pemanfaatan mangrove untuk menurunkan kadar limbah budidaya udang, merupakan suatu cara bioremediasi dalam budidaya udang sistem tertutup. 
-       Penggunaan bakteri biokontrol atau probiotik untuk mengurangi penggunaan antibiotik sehingga pencemaran di perairan dapat dikurangi 
-       Dengan cara transgenik, yaitu menggunakan gene cecropin  yang diisolasi dari ulat sutera Bombyx mori. Udang transgenik yang mengandung rekombinan cecropin akan mempunyai aktivitas litik tinggi terhadap bakteri patogen pada udang. 
MANAJEMEN PAKAN
Untuk tetap dapat melestarikan lingkungan yang mendorong nutritionists dan aquaculturists  juga dibutuhkan pembuatan formulasi pakan yang ‘ramah’ atau berwawasan lingkungan, termasuk manajemen pemberiannya agar lebih efisien.  Terkait dengan masalah tersebut adalah:
(a) pengadaan pakan dengan kandungan protein rendah,
(b) optimalisasi profil/konfigurasi asam amino,
(c) optimalisasi perbandingan protein terhadap energi (P/E ratio) dari pakan,
(d) perbaikan kualitas bahan pakan,
(e) pemilihan bahan pakan yang mempunyai daya cerna tinggi, dan (e) optimalisasi strategi manajemen pakan.
            Dengan strategi seperti diatas, diharapkan dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan efisiensi pakan dan menekan permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah bernitrogen.  Penggunaan karbohidrat dalam pakan adalah penting dikarenakan beberapa hal:
 (a) sebagai sumber energi yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan protein, maka karbohidrat dapat menekan ongkos produksi dan yang pada akhirnya dapat menurunkan total harga pakan
 (b) pada tingkat tertentu, karbohidrat mampu men-substitusi energi yang berasal dari protein pakan (‘sparing’ protein pakan) dan karena itu efisiensi pemanfaatan protein pakan untuk pertumbuhan dapat ditingkatkan
(c) sebagai binder, karbohidrat (terutama yang berasal dari bahan pakan tertentu) mampu meningkatkan kualitas fisik pakan dan menurunkan prosentase ‘debu pakan
 (d) sebagai komponen tanpa nitrogen, maka penggunaan karbohidrat dalam jumlah tertentu dalam pakan dapat menurunkan sejumlah limbah ber-nitrogen sehingga meminimalkan dampak negatif dari pakan terhadap lingkungan  yang juga merupakan media pada organisme yang di budidayakan.
Selain itu juga, adanya perkembangan bioteknologi pada akuakultur, misalnya program peningkatan sistem kekebalan telah dilakukan dengan menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik, dan  bioremediasi. Vaksin dapat memacu produksi antibiotik specifik dan hanya efektif untuk mencegah  satu patogen tertentu. Imunostimulan merupakan teknik meningkatkan kekebalan yang non specifik, misalnya  lipopolysaccharide dan  B-glucan  yang telah diterapkan untuk ikan dan udang di Indonesia.  Probiotik  diaplikasikan pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang  mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan .Referensi:http//.google.co.id.(budidayaudangwindu
berwawasan lingkungan, diakses tanggal 3 November 2009.